Langsung ke konten utama

Book Review : The Art of Solitude_What I Think About When I'm on My Own

 안녕하세요 sobat blogging~~

It's book review timeee..

Title  : The Art of Solitude What I Think About When I'm On My Own by Desi Anwar (Indonesia version : Apa yang kita pikirkan ketika kita sendirian)

Published by : Gramedia Pustaka Utama

Pages : 209


Aku pertama kali suka sama buku ini ketika baca sinopsisnya di cover bagian belakang. Dari pandemi kita diajarkan bagaimana berdamai dengan kesendirian. Dan ternyata sendirian itu tidak selalu membosankan.

Karena sendirian lah kita belajar untuk lebih mengenal diri sendiri, lebih memahami makna maupun tujuan dari kehidupan.

Buku ini mengajak kita untuk berkaca mengenal sosok yang selalu menemani kita dalam suka maupun duka, dan sosok itu suka tidak suka adalah diri kita sendiri. Dengan berkaca pada diri sendiri, kita jadi lebih mengenali diri, menerima keberadaan diri baik kelebihan maupun kekurangan.

Setiap part dalam buku ini mengajak kita untuk berdialog bersama diri sendiri.  Dan membuat aku menyadari somehow being solitude justru malah menciptakan energi baru untuk diri kita. Yes, aku setuju. Terkadang aku butuh waktu sendirian untuk istirahat dari drama kehidupan yang ngga ada habisnya. Menjadi sendirian lebih bisa mengeluarkan emosi sekaligus jadi refleksi. Sendirian adalahnya waktunya charging. Memetik hikmah dari segala yang terjadi sekaligus menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan di depan.

Ada banyak part dari buku ini yang aku suka. Tapi aku ambil 2 aja yaaa, takut too much spoiler. Hehe..

Page 90 : Our lives need not be defined by success or failure, nor does it have to have a specific purpose or objective that is beyond what we imagine it to be.....it is enough that we exist and we are part of this existing universe....the meaning of life is life itself, with its energy coursing through our veins, and not the dreams, ambitions, plans and stories that we create in our heads and which we mistake for reality.

Page 203 : Maybe we come to this world not to win or lose, but to learn a lesson. A lesson that is particular and unique to each and every one of us, and not something that can be compared with or judged by other people.

Aku baca buku ini lama bangeet.. dan seringnya baca berkali-kali setiap kalimatnya karena sambil aku pahami artinya. Dan kalau ada kata yang asing buat aku, jadi harus buka kamus dulu. Gapapaaa sekalian belajar bahasa Inggris biar bisa ngajak ngobrol RM. hehehe..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan-jalan ke Parade Siluman di Bentara Budaya

  안녕하세요 sobat blogging~~ Gimana kabarnya?? Insya Allah sehat ya semua, Di blog post kali ini,  Alice in The Blogging Land mau cerita tentang pengalaman berkunjung ke parade siluman (Yokai Parade) yang berlangsung pada 17 - 27 Juni 2022 di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Japan Foundation. Yokai Parade ini bisa dibilang mini exhibition sih karena instalasinya juga ngga terlalu banyak. Tapi ini tetap menarik untuk dikunjungi. Dengan adanya Yokai Parade ini setidaknya mengobati kerinduan untuk datang ke acara yang berkaitan dengan kebudayaan Negeri Sakura. Ngga perlu takut ngga bisa baca huruf hiragana, katakana dan kanji karena di setiap instalasinya, untuk penjelasan karyanya juga disertai bahasa Inggris. Ada beberapa sketsa yang dipamerkan disini merupakan penggambaran ulang sketsa yang ada sejak zaman edo. Menarik banget yaaa..ternyata dari zaman edo pun orang Jepang udah lihai menggambar. Untuk transportasi ke Bentara Budaya sendiri buat aku cukup gam

"Emotional Blackmail" Review

  Assalamu'alaikum, 안녕하세요 sobat blogging~~ Di blogpost kali ini, aku mau review buku non-fiksi yang berjudul "Emotional Blackmail" . Sebenarnya aku udah buat reviewnya tapi di instagram. Sesuai janji aku, aku mau memanfaatkan blog ini untuk review buku juga. Sobat blogging pernah ngga sih ngalamin pemerasaan emosional? Misalnya pacar/pasangan sobat blogging selalu nelpon sobat blogging setiap satu jam atau mengharuskan sobat blogging PAP (post a picture) setiap saat untuk meyakinkan kalau sobat blogging itu ngga bohong. Atau orang - orang sekitar sobat blogging terutama yang superior (seperti orang tua, guru atau atasan) memaksakan kehendak mereka meminta sobat blogging untuk melakukan sesuatu dan secara ngga sadar melakukan pemerasan emosional karena sobat blogging harus menuruti dan dengan embel embel "ini semua demi kebaikanmu" "kalau kamu mengikutiku, maka kamu pasti akan..." NAH... kalau udah begitu bisa jadi sobat blogging korban PE atau pemerasa